Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi




A.    PENGERTIAN PERILAKU

Menurut Wikipedia, Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu, organisme, sistem, atau entitas buatan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta lingkungan fisik (mati). Perilaku adalah respons yang dikomputasi dari sebuah sistem atau organisme terhadap berbagai rangsangan atau input, baik internal atau eksternal, sadar atau bawah sadar, terbuka atau rahasia, dan sukarela atau tidak sukarela.

 

Disebutkan oleh Rakhmat (2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga komponen yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen afektif merupakan aspek emosional. Komponen konatif adalah aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

 

Dikemukakan oleh Samsudin (1987), unsur perilaku terdiri atas perilaku yang tidak nampak seperti pengetahuan(cognitive) dan sikap(affective), serta perilaku yang nampak seperti keterampilan(psychomotoric) dan tindakan nyata(action).

 

B.    PENGERTIAN INDIVIDU, KELOMPOK, DAN ORGANISASI

Secara umum, pengertian individu adalah satu organisme tunggal yang hidupnya berdiri sendiri dan secara fisiologis bersifat bebas, serta tidak memiliki hubungan organik dengan sesamanya. Dalam sosiologi, pengertian individu adalah unit terkecil pembentuk suatu masyarakat yang tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam hal ini, individu adalah manusia perseorangan yang memiliki kepribadian dan tingkah laku spesifik serta memiliki peranan di lingkungan sosialnya.

 

Menurut Merton (ahli), kelompok yaitu sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan di dalam kelompok tersebut ada rasa solidaritas karena adanya nilai bersama dan adanya tanggung jawab bersama.

 

Sedangkan organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

 

C.    KARAKTERISTIK ORGANISASI

1.     Mempunyai kaidah atau standar moral yang tinggi apalagi jika itu melibatkan profesional. Maka mereka akan membuat kegiatan yang mengacu pada kode etik profesi.

2.     Memiliki keahlian dan pengetahuan khusus yang sesuai dengan bidang pekerjaan. Jadi semua hal itu ada pada pelaku organisasi dan mereka mendapatkannya melalui pengalaman atau pendidikan.

3.     Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi.

4.     Merupakan anggota organisasi lainnya (khusus para anggotanya).

5.     Memiliki ijin khusus agar dapat menjalankan perintah yang sesuai dengan profesinya.

 

D.    SIKAP DAN SIFAT DASAR YANG DIBUTUHKAN DALAM ORGANISASI

·       Komitmen dan Tanggung Jawab. Dalam menjalani program kerja atau dalam mencapai tujuan dari suatu organisasi, setiap anggota diharapkan mampu berkontribusi secara konsisten dan bersungguh-sungguh.

·       Kejujuran. Kejujuran merupakan pondasi pertama untuk bertindak ataupun berbicara dalam rangka menjaga keharmonisan sosial dan kesuksesan cita-cita organisasi.

·       Loyalitas. Agar setiap anggota mampu mementingkan kepentingan organisasi di atas kepentingan lainnya.

·       Kekeluargaan. Setiap anggota harus memiliki simpati dan kepedulian yang tinggi kepada sesama anggota agar terciptanya rasa kebersamaan di dalam suatu organisasi.

·       Komunikatif. Untuk mewujudkan komunikasi yang efektif, efisien, dan mudah dipahami, setiap anggota harus memiliki kemampuan berbicara yang baik, berbobot, dan jelas.

 

E.    CARA MENGATASI SIFAT DOMINAN DALAM ORGANISASI

Sifat dominan atau adanya individu/kelompok yang terlalu menonjol dalam suatu organisasi merupakan keadaan yang seharusnya tidak terdapat dalam organisasi. Hal ini dapat mempengaruhi pihak yang tidak menonjol menjadi terpojok atau terkucilkan. Sedangkan dalam organisasi rasa kebersamaan dan solidaritas wajib dilestarikan untuk memperkuat tali kekeluargaan.

 

Berikut beberapa cara atau solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut:

Ø  Membangun rasa percaya dan keterbukaan antar sesama anggota organisasi.

Ø  Sering meluangkan waktu bersama-sama.

Ø  Menumbuhkan rasa kepedulian dan tolong menolong.

Ø  Meningkatkan rasa gotong royong.

 

F.    CARA MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG DALAM ORGANISASI

Sebagai anggota dalam organisasi, terkadang dihadapkan dengan perilaku-perilaku menyimpang seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, lebih mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan organisasi, atau menyalahi aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Untuk itu berikut beberapa cara dalam menyikapinya:

v Menyelesaikan Persoalan dengan Proaktif

Bersikap proaktif hendaknya dilakukan oleh setiap anggota dalam sebuah organisasi. Ketika terjadi konflik dalam organisasi, maka setiap anggota organisasi seharusnya mampu berperan aktif untuk menyelesaikan konflik secara tuntas dengan memberikan alternatif pemecahan masalah.

Kontribusi yang aktif ini juga harus dilakukan dengan kepala dingin, sehingga suasana tidak memanas dan bisa membahas tuntas persoalan dengan tepat. Dengan demikian, akan ditemukan solusi yang tepat dan diterima oleh semua pihak. Seiring dengan hal ini, kelangsungan hubungan dalam organisasi bisa berjalan dengan baik.

v Mengarahkan Anggota untuk Bersikap Fleksibel

Sikap fleksibel hendaknya dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Dengan sikap fleksibel, seseorang mampu menerima pendapat orang lain dan peka terhadap perubahan. Sikap yang semacam ini mampu menjaga kelangsungan organisasi yang minim konflik. Perubahan yang terjadi bisa disikapi dengan kepala dingin dan organisasi bisa mengalami kemajuan.

v Membudayakan Sikap Toleransi

Sikap toleransi merupakan sikap saling menghargai antar anggota organisasi, sehingga bisa menerima perbedaan latar belakang, pemikiran, dan juga sikap dari setiap individu. Berkaitan dengan hal tersebut, membudayakan sikap toleransi merupakan salah satu cara mengatasi konflik yang efektif, sehingga setiap anggota bisa bekerja sama dengan baik.

v Menerapkan Peraturan yang Adil

Keadilan merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus diterapkan dalam suatu organisasi agar tidak terjadi bentrokan kepentingan. Dengan peraturan yang adil, maka setiap anggota organisasi bisa menjalankan kewajiban dan memenuhi haknya sesuai dengan peraturanorganisasi. Dengan sistem ini, maka penyebab konflik berupa ketidaksetaraan perlakuan bisa dihindari. Dengan demikian, sebuah organisasi bisa terhindar dari konflik internal.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/49120f312bc568a153044f077440cec8.pdf

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-individu.html

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kelompok-menurut-para-ahli/#:~:text=Selain%20itu%20pengertian%20kelompok%20menurut%20Homans%20%281950%29%20mengatakan,kesempatan%20bagi%20semua%20anggota%20untuk%20berkomunikasi%20secara%20langsung.

https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-organisasi.html#:~:text=Pengertian%20Organisasi%20Secara%20Umum.%20Apa%20yang%20dimaksud%20dengan,memanfaatkan%20berbagai%20sumber%20daya%20tertentu%20dalam%20rangka%20

https://organisasi.co.id/ciri-sebuah-organisasi-adalah-definisi-5-karakteristik/

http://www.organisasi.org/1970/01/tips-cara-memperkuat-mempererat-tali-persahabatan-dengan-sahabat-teman-kawan.html

https://www.lampung.co/blog/6-cara-mengatasi-konflik-dalam-organisasi-agar-tetap-satu-visi/


Komentar