MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

A.     MASYARAKAT, MASYARAKAT PERKOTAAN, DESA DAN KOTA

Masyarakat adalah sekumpulan orang yang hidup bersama, bekerja sama untuk mendapatkan kepentingan bersama yang telah mempunyai tatanan kehidupan, norma-norma dan adat istiadat yang dipatuhi dalam lingkungannya.

Berikut definisi masyarakat menururt para ahli, yaitu:

1.      Menurut Paul B.

Mengatakan bahwa masyarakat ialah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama yang cukup lama, yang menempati suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.

2.      Menurut Abdul Syani

Mengatakan bahwa masyarakat ialah berkumpul, bersama, hidup bersama dan saling berhubungan serta saling mempengaruhi.

3.      Menurut Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm

Mengatakan bahwa masyarakat ialah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang sama, relatif independen dari orang-orang di luar itu, dan mempunyai budaya yang relatif sama.

4.      Menurut Soerjono Soekanto

Mengatakan bahwa masyarakat ialah proses terjadinya interaksi sosial, suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi jika tidak memenuhi dua syarat yakni kontak sosial dan komunikasi.

5.      Menurut John J. Macionis

Mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan mempunyai budaya bersama.

6.      Menurut Gillin & Gillin

Mengatakan bahwa pengertian masyarakat ialah kelompok manusia yang memiliki kebiasaan tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang diikat oleh kebersamaan.

7.      Menurut Selo Sumardjan

Mengatakan bahwa pengertian masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama dan menciptakan kebudayaan.

 

Syarat-syarat menjadi masyarakat, yaitu:

1.      Manusia yang hidup bersama

2.      Bergaul dalam waktu cukup lama

3.      Menciptakan komunikasi dan peraturan

4.      Menyadari integrasi sosial

5.      Melakukan sosialisasi

 

Terdapat 2 tipe masyarakat, yaitu:

1.      Masyarakat paksaan, misalnya Negara, Masyarakat Tawanan, dan lain-lain.

2.      Masyarakat merdeka, yaitu terbagi dalam dua:

Ø  Masyarakat Nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan.

Ø  Masyarakat Kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya.

 

Masyarakat perkotaan adalah orang-orang yang memiliki kedudukan sosialnya heterogan yang menghuni suatu wilayah yang luas, padat, dan permanen. Ada pula ciri-ciri dari mmasyarakat perkotaan, yaitu:

1.      Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.

2.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).

3.      Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

4.      Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.

5.      Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

6.      Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

 

Perbedaan antara desa dan kota, perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual. Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya. Sebaliknya, kotan di dominasi dengan gedung-gedung tinggi, banyak transportasi mulai dari transportasi pribadi seperti mobil sampai transportasi public seperti kereta atau pesawat. Mata pencaharian di kota juga cenderung kepada pegawai kantoran, dokter, atau pengusaha. Serta nilai-nilai individual lebih menonjol pada masyarakat kota di banding desa.

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan  sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota, yaitu:

1.      jumlah dan kepadatan penduduk

2.      lingkungan hidup

3.      mata pencaharian

4.      corak kehidupan sosial

5.      stratifiksi sosial

6.      mobilitas sosial

7.      pola interaksi sosial

8.      solidaritas sosial

9.      kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

 

B.      HUBUNGAN DESA DENGAN KOTA

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.

Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:

1.      Ekspansi kota ke desa, atau perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam

2.      Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan

3.      Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.

4.      ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota.

 

Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah:

a.      Urbanisasi dan Urbanisme

Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.

 

b.      Sebab-sebab Urbanisasi

·       Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)

·       Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)

 

c.       Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :

·       Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.

·       Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.

·       Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.

·       Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.

·       Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

 

d.      Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :

·       Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan.

·       Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.

·       Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.

·       Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.

·       Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.

 

C.      UNSUR LINGKUNGAN DAN FUNGSI EKSTERNAL

Terdapat 5 unsur lingkungan masyarakat, yakni:

1.      Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.

2.      Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.

3.      Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.

4.      Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.

5.      Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

 

Fungsi eksternal kota, sebagai berikut:

1.      Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu

2.      Pusat dan orientasi kehidupan sosial budaya suatu wilayah yang lebih luas

3.      Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor produksi dan terminal barang dan jasa

4.      Simpul komunikasi regional/global

5.      Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.

 

D.     MASYARAKAT PEDESAAN

Berdasarkan pertaturan Undang-Undang No. 6 tahun 2014, Desa ialah kepaduan masyarakat hukum yang mempunyai batas kawasan yang berhak untuk mengelola dan menjalankan kegiatan pemerintahan, kebutuhan masyarakat domestik menurut gagasan masyarakat, kebebasan asal usul, dan kebebasan tradisional yang disegani dalam struktur pemerintahan Indonesia. Berikut ini terdapat beberapa pengertian desa menurut para ahli, yakni sebagai berikut:

1.      Menurut Bintarto

Desa adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di tempat tersebut dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain.

2.      Menurut Sutardjo Kartohadikusumo

Desa adalah suatu hukum yang di dalamnya bertempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri.

3.      Menurut D. Anderson

Desa adalah suatu tempat yang mempunyai penduduk sekitar 2.500 jiwa.

4.      Menurut W.S. Thompson

Desa merupakan salah satu tempat untuk menampung penduduk.

5.      Menurut William F. Orburn dan Meyer F. Nimkoff

Desa diartikan sebagai organisasi kehidupan sosial secara menyeluruh dalam suatu wilayah yang terbatas.

 

Berikut ini terdapat beberapa ciri ciri desa, yakni sebagai berikut:

1.      Masyarakat desa mempunyai ikatan erat dengan lingkungan sekitarnya

2.      Beberapa penduduk desa memiliki jumlah yang tidak besar

3.      Sistem ekonominya yang menonjol ialah pertanian dan ada sebagian perkebunan

4.      Situasi mempunyai efek besar kepada petani untuk menetapkan musim tanam.

5.      Prosedur sosial bergerak lamban

6.      Biasanya di desa berpendidikan sangat rendah

 

Ciri-ciri masyarakat pedesaan

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Afektifitas: ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

2.      Orientasi: kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

3.      Partikularisme: pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme).

4.      Askripsi: yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

5.      Kekabaran (diffuseness): sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

 

Macam-macam contoh bentuk gotong royong di lingkungan pendesaan:

1.      kerja bakti dalam membersihkan lingkungan

2.      bekerjasama memperbaiki jembatan atau jalan raya

3.      bekerjasama dalam membuat rumah

 

Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah. Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.

 

Macam-macam gejala masyarakat pedesaan, yaitu:

1.      Konflik ( Pertengkaran )

Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga.

2.      Kontraversi ( Pertentangan )

Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat) atau psikologi. Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.

3.      Kompetisi ( Persiapan )

Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi tentang sesutu hal. Oleh karena itu, wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.

 

Adapun beberapa sistem pentani di indonesia yaitu :

1.      Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup

2.      Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana

3.      Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama

 

Berikut ini terdapat tiga unsur unsur dari desa, yakni sebagai berikut:

1.      Kawasan: meliputi kawasan, batas kawasan, luas, jenis tanah, kondisi lahan dan bentuk pemanfaatannya.

2.      Penduduk: meliputi jumlah penduduk, jenjang kelahiran, jenjang kematian, perkembangan, konsistensi, sirkulasi dan pekerjaan penduduk.

3.      Norma Kehidupan: meliputi bentuk dan hubungan pergaulan, hukum adat dan asas yang berlaku.

 

Berikut ini terdapat beberapa fungsi desa, yakni sebagai berikut:

1.      Desa ialah penyuplai keperluan bagi perkotaan

2.      Desa ialah sumber tenaga kerja buat di perkotaan

3.      Desa ialah pasangan kerja bagi pembangunan di perkotaan

4.      Desa ialah bagian pemerintahan terkecil di kawasan Indonesia

 

E.      PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

Masyarakat pedesaan umumnya berilaku homogeny dan dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan. Perilaku masih berorientasi pada tradisi dan status, masih melekatnya kesatuan dan keutuhan kultural, serta masih banyak ritual dan nilai-nilai sacral di dalamnya.

Sedangkan masyarakat kota berperilaku heterogen dan dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan. Perilaku berorientasi pada rasionalitas dan fungsi serta memiliki sifat Individualisme yang lebih menonjol.

 

SUMBER-SUMBER

https://pengajar.co.id/masyarakat-adalah/

https://dosensosiologi.com/pengertian-masyarakat-unsur-syarat-dan-bentuknya-lengkap/

https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/pengertian-masyarakat-perkotaan/#:~:text=3.Penegrtian%20Masyarakat%20perkotaan.%20a.%20Pengertian%20Masyarakat%20perkotaan.%20Seperti,permanen%2C%20dihuni%20oleh%20orang-orang%20yang%20heterogen%20kedudukan%20sosialnya.

https://pendidikan.co.id/pengertian-masyarakat/

https://pakdosen.pengajar.co.id/desa-adalah/

https://ciptadestiara.wordpress.com/category/macam-macam-pekerjaan-gotong-royong-menjelaskan-sifat-dan-hakikat-masyarakat-pedesaan-menyebutkan-macam-macam-gejala-masyarakat-pedesaan-menjelaskan-sistem-budaya-petani-indonesia-menyebutkan/

Komentar